Selasa, 09 Desember 2008

aku yang tertindas

Aku yang tertindas
Ada yang memanggil diantara deru dan angkuhnya kendaraan bermotor
Ada yang berteriak kesakitan terbungkus debu kumal dan kotor
Ada yang menjerit terjepit diantara gubuk sempit
Ada yang berkata tapi suaranya terbata-bata
Ada yang bernyanyi tapi suaranya seperti tangis bayi
Ada yang berkhotbah menyammpaikan berita sampah
Ada yang bertanya inikah Indonesia ?
Ada yang berdoa Yaa Tuhan diriku dalam bahaya

Aku hanya terkesima menatap angkuh sambil terus terdiam
Menyaksikan dapur tanpa asap merindukan keheningan sang perut
Wahai berjuta suara tidakkah kau sampaikan padanya tentang menu hari ini
Wahai tangan-tangan kasar tidakkah kau tabuh orkestra piring kosong
Wahai nyala api kompor bakar sajalah dapur dan seisinya
Agar mereka tahu menu spesial kita hari ini hanyalah angin
Agar mereka tahu pemandangan yang nampak hanyalah piring yang terbalik
Agar mereka tahu hanyalah api penghias dapur kita tanpa wajan tanpa penggorengan

Aku hanya terkesima menatap angkuh sambil terus terdiam
Karena akupun telah tiga hari tak makan
Beginilah rutinitas peradaban jaman ini
Membuatku terasing dalam kumpulan
Teringat akan teman dan kawan
Lontaran cacian dan makian
Ludahi aku kotori aku dengan kotoran
Kebaikan kenakalan hal yang lumrah dilakukan
Aku tertindas aku terbuang
Aku terbuang kedalam jurang kemunafikan
Jiwa sakit tak terobati
Terhimpit rasa kecewa
Tangis resah bersatu dengan jiwa dan raga
Diri ini penuh dengan keputus asaan

Secercah harapan pun kini terus saja memudar
Terus berjuang walau semuah harapan telah kandas
Aku akan tetap berpendirian
Bahwa aku hanya mencoba
Membuat diriku
Menjadi lebih menyenangkan. Karya Fiki fakar siddiq